Laman

Selasa, 13 November 2012

Doa Punggung Angin dan Telaga


Let It Be
When I find myself in times of trouble, And in my hour of darkness..Mother Mary comes to me..She is standing right in front of me,.Speaking words of wisdom, " LET IT BE/Terjadilah!!. "Said The Beatles...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DOA PUNGGUNG ANGIN DAN TELAGA

Sepi aku menyukai sepi, melebihi segalanya.. dan aku selalu ingin berbagi, agar engkau mengerti tentang ini. maka setiap malam dengan mata senyala dupa aku tak pernah bosan, memanjatkan doa-doa ke punggung angin..semoga utuh, sampai terserap ke telinga mungilmu itu. lalu akan kau dengar bagaimana nada-nada, yang kususun dalam tubuh puisi bisa bicara sendiri...2012 Malam malam adalah sebuah celah sempit dan maha kelam, tempat semayam ribuan duka...2012 Bulan Hijau di Matamu entah apa yang membuat.. kini, dalam sepasang mata hitamu itu telah tumbuh sebatang bulan hijau. bulan, yang dulu aku ketahui sering melintas di muka telaga,.yang airnya berasal dari tetes mataku.. 2012 Mencari aku mengukur bentuk-bentuk. menakar waktu, membenahi jalan dan arah tiupan angin. tentu, untuk menemukanmu.. yang selama ini, teramat utuh dalam kepala...yang sejauh ini, masih diam di badan kata...yang mungkin nanti, menjelma buku-buku bertubuh manusia. 2012 "

 

Pagi menyapa tanpa emas fajar, Saat surau telah berhenti menggema, Keheningan sesaat membawa kesejukan, Beriringan dengan nyanyian pipit yang riang gemirang, Bibir pun tak hendak mengalah, Seakan berlomba mengejar detakan nafas dengan lantunan wirid mengucap lirih serta doa yang terpanjat, Mengharap tetesan embun dalam lautan tinta yang hitam legam, Entah kapan berubah menjadi bening, Sementara masa berputar dengan kecepatan tinggi, Langit pikiran memerah menghujam nadi yang tersengal, Degupan jantung memompa vena mengadu cepat bersama O2, Seakan membakar jiwa dan meniup beliung penyesalan dihatiku. "

 

"Billiard “Bola-bola kecil tak berdaya Selain angka mati dan sewarna samar Adakah namamu di sebidang kayu Yang dilupakan akar dan angin?” Suara akar melempar gelegar ditubuhmu Menagih setohok stick yang purba Yang memberi nama pada kehilangan Pada angka-angka tanpa bilangan Tangan-tangan menggenggam angin kemayu Dari udara yang dilahap sebelum permainan Sebelum pintu ditutup rapat usai pertandingan Sebelum lubang-lubang memilihmu; menelanmu “Bola-bola kecil tak berwajah sempurna manusia Adakah jiwamu hanya parasit mungil pada kayu Berlapis kulit karpet sehalus tepung waktu Pelikan gelincir di punggung tangan yang fana?” Bibir lampu membentur kaki-kaki santai; kaku Mendecap kecewa di setiap sodokan yang gagal Setiap bibir berdecap mengecup harapan gombal Hanya tanda pembatas adaku dengan adamu :Tak lebih dari pertemuan ganjil Antara hitam dan putih Antara hidup dan kematian Yang tak kunamai pada angka-angka Pada warna-warna di namamu….SEBUAH PUSARA YG TAK BER-NAMA !!

 (Tulisan-tulisan yg ditulis th 2006-2010/ditulis kembali di My Blogger)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar