Fokus rumusan dari tujuan pendidikan harus bermuara pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara holistic integral, juga untuk perubahan masyarakat. Ki Hajar Dewantoro menyatakan: “Pendidik adalah Abdi dan Pelayan”
Lanjutnya, peserta didik selain
dapat mewujudkan kualitasnya juga harus diimbangi dengan sikap kooperatif
(kerjasama) dan mencegah adanya reduksionisme dan pemanipulasian
pendidikan..oleh karena itu lanjutnya, pendidikan harus mempunyai spirit atau
roh untuk mentransformasikan pengaruh negative globalisasi.
Definisi itu secara bagus dan
visioner dapat kita rumuskan terjemahan idealismenya demikian…Produk pendidikan
yg inovatif integratif berbeda dari produk globalisasi yg konsumtif tak
produktif dan manipulative.Produk inovatif dan integrative dari pendidikan
dikreasi sebagai terobosan dan menawarkan kebaruan (novelty). Sedangkan
produktif konsumtif sengaja dikemas untuk menjawab selera pasar.Produk inovatif
dari pendidikan menciptakan pasar dengan orientasi baru,sedang produk konsumtif
memenuhi pasar sesuai keinginan konsumen.Produk inovatif pendidikan menciptakan
perubahan, karena menantang konsumen untuk berubah, sedang produk konsumtif
mengawetkan status dan kemapanan.
Existensi produk inovatif
pendidikan sering tersandera oleh produk globalisasi yg cenderung konsumtif.Ini
adalah realita. Oleh karena itu sudah saatnya kita kembali ke pola kesejatian
pendidikan yang menegakkan kembali desain dasar humanis dan bangunan mental
anak didik, mengingat bangsa ini masih dililit oleh masalah-masalah korupsi yg
belum tuntas sampai ke daerah, tawuran antar pelajar, radikalisasi,
kekerasan/premanisme, drugs dan narkotik, masalah lingkungan akibat ekspansi
perusahaan-perusahaan atas nama investasi tanpa peduli pada lingkungan,penduduk
dan budaya serta kearifan local.
Waktu terus berputar, dan
matahari tetap dan slalu akan bersinar dari timur ke barat.Sudah saatnya disain
pendidikan digagas secara tegas dalam paradigma baru yg slalu peka dan tanggap
terhadap demokratisasi, otonomi, civil society dan globalisasi ..semoga
idealisme anak-anak bangsa tetap menjadi energy hidup yang jangan ditidurkan,
tetapi bebas bertanggungjawab untuk slalu berpacu bersama waktu, bekerja menguras
peluh dan memahat mimpi demi peradaban dan martabat bangsanya….!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar